SUBNET
Subnet adalah network yang berada di dalam
sebuah network lain (Class A, B, dan C). Subnets dibuat menggunakan satu atau
lebih bit-bit di dalam host Class A, B, atau C untuk memperlebar network ID.
Jika standar network ID adalah 8, 16, dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki
panjang network ID yang berbeda-beda.
SUBNETTING
Subnetting adalah pembagian suatu
kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota
jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork).
Subnet Mask merupakan angka biner 32 bit yang digunakan untuk :
•Membedakan antara network ID dengan host ID.
•Menunjukkan letak suatu host, apakah host tersebut berada pada jaringan luar
atau jaringan lokal.
Tujuan dalam melakukan
subnetting ini adalah :
•Membagi satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu
kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
•Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
•Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
•Penggunaan IP Address yang lebih efisien.
Ada dua pendekatan dalam
melakukan pembentukan subnet, yaitu :
•Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk.
•Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.
Kedua-duanya akan dipakai untuk menentukan
efisiensi pe¬nomoran IP dalam suatu lingkungan jaringan. Pada subnet mask
seluruh bit yang berhubungan dengan host ID diset 0. Sedangkan bit yang
berhubungan dengan network ID diset 1.
Untuk menentukan suatu host berada pada jaringan luar atau pada jaringan lokal,
kita dapat melakukan operasi AND antara subnet mask dengan IP Address asal dan
IP Address tujuan, serta membandingkan hasilnya sehingga dapat diketahui ke
mana arah tujuan dari paket IP tersebut. Jika kedua hasil operasi tersebut sama,
maka host tujuan terletak di jaringan lokal dan paket IP dikirim langsung ke
host tujuan. Jika hasilnya berbeda, maka host terletak di luar jaringan lokal,
sehingga paket IP dikirim ke default router.
IP Address dapat dipisahkan
menjadi dua bagian, yaitu host ID dan network ID. Host ID berfungsi untuk
mengidentifikasi host dalam suatu jaringan. Sedangkan Network ID berfungsi
untuk mengidentifikasikan suatu jaringan dari jaringan yang lain. Hal ini
berarti seluruh host yang tersambung di dalam jaringan yang sama memiliki
network ID yang sama pula. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address
merupakan network ID atau network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis
pemisah antara bagian network dan host tidak tetap (konstan), tergantung pada
kelas network yang kita gunakan.
Terdapat beberapa kelas IP Address yang digunakan dalam TCP/IP dalam suatu
jaringan, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
KELAS
A
Pada jaringan IP Address kelas A, bit pertama dari IP address tersebut adalah
0. Bit pertama dan 7 bit berikutnya (8 bit per¬tama) merupakan network ID,
sedangkan 24 bit terakhir merupakan host ID. Maka pada kelas A hanya terdapat
128 network IP Address dengan jangkauan dari 0.xxx.xxx.xxx sampai
127.xxx.xxx.xxx.
KELAS
B
Pada jaringan IP Address kelas B, 2 bit pertama dari IP address adalah 10. Dua
bit ini dan bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan network ID. Sedangkan 16
bit terakhir merupakan host ID. Maka pada kelas B terdapat 16384 network IP
Address dengan jangkauan dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx.
KELAS
C
Pada jaringan IP Address kelas C, 3 bit pertama dari IP Address adalah 110.
Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan network ID.
Sedangkan 8 bit terakhir merupakan host ID. Maka pada kelas C terdapat lebih
dari 2 juta network IP Address dengan jangkauan dari 192.0.0.xxx sampai
223.255.255.xxx.
KELAS
D
jaringan IP Address kelas D, 4 bit
pertama dari IP Address ini adalah 1 1 1 0. Sedangkan bit sisanya digunakan
untuk grup host pada jaringan dengan range IP antara 224.0.0.0 –
239.255.255.255. IP Address Kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu
pemakaian aplikasi secara bersama-sama oleh sejumlah komputer. Multicasting
berfungsi untuk mengirimkan informasi pada nomor host register. Host-host dikelompokkan
dengan meregistrasi atau mendaftarkan dirinya kepada router lokal dengan
menggunakan alamat multicast dari range alamat IP Address kelas D. Salah satu
penggunaan multicast address pada internet saat ini adalah aplikasi real time
video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint) dengan
menggunakan Mbone (Multicast Backbone).
KELAS
E
Pada jaringan IP Address kelas E, 4 bit pertama dari IP Address ini adalah 1 1
1 1. IP address kelas E mempunyai range antara 240.0.0.0 – 254.255.255.255. IP
Address kelas E merupakan kelas IP address eksperimen yang dipersiapkan untuk
peng¬gunaan IP Address di masa yang akan datang.
Range IP Private adalah
sebagai berikut :
Kelas A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255
Kelas B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255
Kelas C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255
CARA MENGHITUNG SUBNETTING
I.
Perhitungan
pertama
Contoh soal
:
A: IP
10.0.0.0 harus dibagi menjadi 50 subnet
Langkah 1 :
128 64 32 16 8 4 2 1
Dari 2
hingga 32 berjumlah 63 yang melebihi 50, karena ingin memecah menjadi 50 subnet
maka tidak masalah jika lebih dari 50.
Langkah 2 :
128 64 32 16 8 4 2 1
Dari 4
hingga 128 semuanya berjumlah 252, disini kita tentukan subnet mask/broadcast
zero (IP yang paling akhir), fungsinya adalah menyebarkan paket data.
Langkah 3 :
Ambil angka
terkecil dari penentuan broadcast zero diatas, angka terkecilnya adalah 4, maka
untuk pemecahan IP menjadi 50 subnet digunakan kelipatan angka 4.
10.0.0.0 Ã subnet zero
10.4.0.0
10.8.0.0.
.
.
10.252.0.0
Antara
subnet 10.0.0.0 sampai subnet 10.252.0.0 berjumlah 63.
II. CIDR (Classless
Inter Domain routing)
128
|
192
|
224
|
240
|
248
|
252
|
254
|
255
|
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
A : /8
B : /16
C : /24
Contoh soal
:
IP
198.0.0.1/26 dibuat sebanyak 16 subnet
IP diatas
merupakan golongan kelas C, maka dibagi 24
Range = 32
Broadcast
submask = 255.255.224.224
198.0.0.1 Ã subnet zero
198.0.0.33
198.0.0.65
.
.
.
Maka
kelipatan 32 yang akan jadi patokan pemecahan untuk subnet-subnet karena
rangenya 32.
III. 2n-2
Rumus:
Subnet = 2x-2
x : jumlah
bit 1.
Host = 2y-2
y : jumlah
bit 0
subnetmask
yang bias digunakan untuk melakukan perhitungan subnetting
Contoh Kasus:
Subnetting
apa yang terjadi pada sebuah network address 192.168.1.0/26?
Analisa : 192.168.1.0 berarti kelas C dengan
submask /26 berarti:
11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192). Perhitungan : Pertanyaan akan berpusat di 4 hal, Jumlah subnet, Jumlah host per subnet ,
Blok Subnet, Alamat host dan Broadcast yang valid. Selesaikan dengan urutan seperti itu :
1. Jumlah Subnet = 2x , dimana x adalah banyaknya
binary 1 pada octet terkhir subnetmask
(2
oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi jumlah
subnet
adalah 22 = 4 subnet.
2. Jumlah Host per Subnet = 2y -2 ,
dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binary
0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62
host.
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir
subnetmask) = 64. Subnet berikutnya
adalah
64+64=128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.
4.
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid ? Buatlah tabel untuk lebih
jelas!
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka subnet, dan broadcast adalah 1
angka
sebelum
subnet berikutnya.
Subnet
mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.